Menjadi Keluarga yang Kompak Menjalankan Perintah Allah
Dalam kehidupan rumah tangga, kekompakan bukan hanya sekadar tampak dari keharmonisan dalam pekerjaan rumah, pendidikan anak, atau kegiatan sehari-hari. Lebih dari itu, kekompakan yang hakiki adalah saat seluruh anggota keluarga bersama-sama meniti jalan yang diridhai Allah SWT, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Inilah bentuk keluarga yang ideal dalam pandangan Islam: keluarga sakinah, mawaddah, wa rahmah.
1. Fondasi Kekompakan: Tauhid dan Taqwa
Segala sesuatu dalam Islam bermula dari tauhid—keyakinan bahwa hanya Allah satu-satunya yang disembah. Keluarga yang kompak harus dibangun atas dasar iman dan takwa. Ketika semua anggota keluarga memiliki kesadaran akan tanggung jawabnya kepada Allah, maka akan tumbuh rasa saling mendukung dalam kebaikan dan kesalehan.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini memerintahkan kepala keluarga agar menjaga keluarganya dari keburukan dunia dan akhirat, dengan cara mendidik mereka untuk tunduk kepada aturan Allah.
2. Ibadah Bersama Sebagai Perekat Hati
Salah satu bentuk kekompakan keluarga dalam ketaatan adalah dengan melaksanakan ibadah bersama, seperti:
- Sholat berjamaah di rumah
- Mengaji dan tadabbur Al-Qur’an
- Berpuasa sunnah bersama
- Menghadiri kajian atau majelis ilmu
Aktivitas ini bukan hanya meningkatkan iman, tapi juga menjadi momen berharga yang mempererat hubungan antar anggota keluarga secara spiritual.
3. Saling Menasihati dalam Kebaikan
Keluarga yang kompak dalam Islam saling mengingatkan dan menasihati dengan kasih sayang. Ketika salah satu anggota melakukan kesalahan, yang lain menegur dengan lembut dan mendoakan kebaikannya.
“Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling menasihati dalam kebenaran, dan saling menasihati dalam kesabaran.”
(QS. Al-‘Ashr: 1-3)
4. Menjadikan Rumah sebagai Miniatur Surga
Rumah seharusnya menjadi tempat yang penuh keberkahan. Keluarga yang kompak akan menghindari hal-hal yang mengundang murka Allah seperti maksiat, tontonan tidak bermoral, dan ghibah. Sebaliknya, rumah dihidupkan dengan dzikir, ilmu, dan amal.
5. Memberi Teladan, Bukan Hanya Arahan
Orang tua adalah panutan utama. Jika ingin anak-anak taat pada perintah Allah, maka orang tua harus lebih dulu menunjukkan ketaatan itu dalam keseharian mereka—dari cara bicara, berpakaian, bersikap, hingga dalam mengatur waktu untuk ibadah.
6. Kompak Dalam Berinfaq dan Bersedekah
Keluarga yang diajarkan untuk peduli terhadap sesama, yang menyisihkan rezeki bersama-sama untuk membantu orang lain, akan menjadi keluarga yang dicintai Allah. Anak-anak akan tumbuh dengan hati yang lembut dan dermawan.
Penutup
Kekompakan dalam keluarga yang berlandaskan iman dan ketaatan kepada Allah akan membuahkan rumah tangga yang tenang, penuh cinta, dan diberkahi. Meskipun ujian hidup datang, keluarga yang kuat imannya akan selalu menemukan jalan keluar bersama. Mari mulai dari diri sendiri, lalu ajak pasangan dan anak-anak untuk menjadikan rumah kita sebagai tempat ibadah dan ladang pahala.
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
(QS. As-Saff: 4)